Matius 18:21
“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni
saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
ditulis oleh :
oleh Ls. Drs. E. P. Manurung, M.Si
Ada sebuah opini yang harus dipilih oleh setiap
pengikut Kristus, pilihan itu harus tepat dan tidak boleh salah, karena kita
adalah kepunyaan Allah. Opini tersebut adalah : Jika anda disuruh
memilih antara mengampuni dan membalas kejahatan seseorang, yang manakah anda
pilih?
Saudara ku, dengan melihat duduk perkara di dunia ini terkadang memberikan
beban berat sehingga mengeluarkan energi begitu luar biasa. Energi yang harus
kita keluarkan baik energi jasmani maupuin energi rohani. Secara kasat mata, pilihan diatas sepertinya lebih banyak orang memilih dan melakukan
pembalasan terhadap kejahatan.
Orang
melakukan kejahatan bukan hanya kejahatan secara fisik tetapi juga secara non-fisik. Kejahatan fisik lebih mengarah pada kekuatan otot untuk
menyakiti orang lain, kejahatan ini melukai diri dan perassaan. Penderitaan akibat
kekerasan fisik memberikan penderitaan dua kali lipat (double), sehingga tidak
jarang kita perhatikan akan terjadi pembalasan, artinya kejahatan dibalas
dengan kejahatan. Kejahatan non-fisik lebih mengarah pada pembunuhan karakter
individual. Kejahatan yang dilakukan secara fisik dan non-fisik sama-sama
menimbulkan akar pahit bagi korban. Kesimpulannya : Kejahatan
fisik merupakan jenis kekerasan yang dilakukan secara kasat mata. Kejahatan non
fisik merupakan jenis kekerasan tidak secara kasat mata berhubungan dengan perasaan.
Artinya, kejahatan non-fisik tidak bisa diketahui sebesar apa cidera dan
apabila tidak diperhatikan dengan jeli, sulit menterjemahkannya, karena kejahatan
non-fisik berhubunngan dengan perasaan.
Saudara
ku terkasih ! hati dan pikiran saya terguguh terhadap sebuah tulisan mengapa
Tuhan Yesus di cobai iblis di padang gurun ? kita mengetahui bahwa
Yesus adalah Kristus Tuhan, yang menjelma menjadi manusia, menurut kita mengapa
harus terjadi pencobaan itu !. Bukankah Tuhan Yesus dapat menghardik iblis agar
iblis pergi meninggalkan Tuhan dan kenapa harus terjadi proses komunikasi (percakapan)
antara Tuhan Yesus dengan iblis ?.
Tuhan
Yesus melakukan itu untuk memberikan pelajaran
berharga kepada manusia yang mau mempercayai-Nya Namun, ingat pelajaran
berharga itu bukan ditujukan untuk diri-Nya tetapi orang-orang yang dikasihi-Nya.
Tuhan Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai oleh iblis untuk memberikan gambaran
kepda kita bagaimana strategi menghadapi godaan iblis disaat kita sedang
mengalami kelemahan. Jadi Tuhan Yesus menunjukkan cara bagaimana menghadapi
godaan iblis dan ini sebagai win-win solusion yang harus dihadapi manusia terhadap
godaan iblis. Perhatikan Tuhan Yesus disaat lemah (puasa) iblis berusaha
menggoda Tuhan dan demikian juga kepada manusia iblis datang menggoda manusia
disaat manusia itu mengalami kelemahan. Peristiwa
itu tercatat dengan jelas dalam Alkitab untuk kita pelajari dan pahami. Tidak dapat
dipungkiri manusia sering diperalat oleh iblis untuk merusak hubungan sesama manusia
dan hubungan manusia dengan Tuhan. Cara iblis memperalat manusia dapat terjadi
dari berbagai sudut kegiatan manusia yang diperolehnya.
Bilamana ada kejahatan yang
dilakukan oleh orang lain terhadap kita, apa yang harus kita lakukan ? Memang
sakit saudara ku ! tetapi Tuhan katakan kita harus mengampuni. Mungkin kita
akan berpikir : bila kita tetap mengampuni orang yang bersalah kepada kita,
maka ada kemungkinan mereka itu tetap melakukan kejahatan berulang kepada kita. Ingatlah saudaraku,
bila mereka tetap mendiskreditkan pribadi kita, yakinlah saudaraku, Tuhan Yesus
tidak akan menutup mata terhadap perbuatan buruk mereka dan kita tidak perlu melakukan pembalasan, sebab itu bukan hak kita. Bagaimana kalau kejahatan itu dilakukan berulang-ulang, harus
sampai berapa kali kita mengampuni, ini bukan kata saya tetapi percakapan Petrus dengan Tuhan Yesus : “Tuhan, sampai berapa kali aku harus
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh
kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22)
Marilah kita berinisiatif untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Tuhan Allah telah mengampuni
kita melalui karya penyelamatan manusia di kayu salib, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain.
Memang
pahit saudara ku, apabila kita disingkirkan orang lain, itu artinya bahwa anda
tidak diperhitungkan dalam dunia, tetapi marilah kita mencari agar kita diperhitungkan
dalam sorga. Paulus berpesan kepada
jemaat di Efesus dan juga kepada kita “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan,
pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala
kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra
dan saling mengampuni,”(4:31-32). Tuhan Yesus katakan dalam pengajaran
doa kepada murid-Nya : …. ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami, (Matius 6:12). Orang yang mengucapkan doa
ini tetapi hatinya, perilakukanya tidak seturut dengan pengajaran Tuhan Yesus,
maka saudaralah yang menterjemahkan selanjutnya …….
Dalam Surat Paulus kepada jemaat di Roma (12:17-19) dituliskan : Janganlah
membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian
dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri
menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab
ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan.
Dalam Injil Matius juga mengingatkan (5:39-41) Tetapi Aku berkata kepadamu : Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang
hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Pikirkanlah
sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan ajarkan kepada kita. Renungkan
betapa besar kasih-Nya kepada kita …….sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohannes 3:16). Marilah kita merasakan seperti ungkapan hati Daud
: “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan
janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang
menyembuhkan segala penyakitmu” (Mazmur 103:2-3).
Sebuah
ilustrasi : bila sebuah gelas putih dianggap sebagai diri kita, lalu dicoret dengan spidol (coretan
spidol ibarat dosa), apakah coretan spidol itu kita biarkan ? jawabannya tentu
tidak, sebab coretan itu akan menimbulkan keburukan pada gelas, maka siapakah
yang menghapusnya ? tentu kita sendiri. Hapuslah coretan itu sebab coretan itu
menimbulkan kejelekan, itulah dosa. Hapus dan lupakan semua coretan itu, agar gelas tersebut dapat lebih bersih dan putih. Mengampuni
tanpa melupakan itu seumpama, kasih yang bersyarat, kasih yang bersyarat bukanlah pengampunan namanya!
silahkan klik untuk lihat videonya
hanya untuk membandingkan saja
koor Sekolah Tinggi Bibelvrouw
silahkan klik untuk memberikan reaksi saudara atas tampilan ini ! Tuhan memberkati saudara !