Senin, 11 November 2019

Mengampuni Demi Kesejahteraa


Matius 18:21
“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

ditulis oleh :
oleh Ls. Drs. E. P. Manurung, M.Si
 
Ada sebuah opini yang harus dipilih oleh setiap pengikut Kristus, pilihan itu harus tepat dan tidak boleh salah, karena kita adalah kepunyaan Allah. Opini tersebut adalah : Jika anda disuruh memilih antara mengampuni dan membalas kejahatan seseorang, yang manakah anda pilih? Saudara ku, dengan melihat duduk perkara di dunia ini terkadang memberikan beban berat sehingga mengeluarkan energi begitu luar biasa. Energi yang harus kita keluarkan baik energi jasmani maupuin energi rohani. Secara kasat mata, pilihan diatas sepertinya lebih banyak orang memilih dan melakukan pembalasan terhadap kejahatan.

Orang melakukan kejahatan bukan hanya kejahatan secara fisik tetapi juga secara non-fisik. Kejahatan fisik lebih mengarah pada kekuatan otot untuk menyakiti orang lain, kejahatan ini melukai diri dan perassaan. Penderitaan akibat kekerasan fisik memberikan penderitaan dua kali lipat (double), sehingga tidak jarang kita perhatikan akan terjadi pembalasan, artinya kejahatan dibalas dengan kejahatan. Kejahatan non-fisik lebih mengarah pada pembunuhan karakter individual. Kejahatan yang dilakukan secara fisik dan non-fisik sama-sama menimbulkan akar pahit bagi korban. Kesimpulannya : Kejahatan fisik merupakan jenis kekerasan yang dilakukan secara kasat mata. Kejahatan non fisik merupakan jenis kekerasan  tidak secara kasat mata berhubungan dengan perasaan. Artinya, kejahatan non-fisik tidak bisa diketahui sebesar apa cidera dan apabila tidak diperhatikan dengan jeli, sulit menterjemahkannya, karena kejahatan non-fisik berhubunngan dengan perasaan.

Saudara ku terkasih ! hati dan pikiran saya terguguh terhadap sebuah tulisan mengapa Tuhan Yesus di cobai iblis di padang gurun ? kita mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus Tuhan, yang menjelma menjadi manusia, menurut kita mengapa harus terjadi pencobaan itu !. Bukankah Tuhan Yesus dapat menghardik iblis agar iblis pergi meninggalkan Tuhan dan kenapa harus terjadi proses komunikasi (percakapan) antara Tuhan Yesus dengan iblis ?.

Tuhan Yesus melakukan itu untuk memberikan pelajaran berharga kepada manusia yang mau mempercayai-Nya Namun, ingat pelajaran berharga itu bukan ditujukan untuk diri-Nya tetapi orang-orang yang dikasihi-Nya. Tuhan Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai oleh iblis untuk memberikan gambaran kepda kita bagaimana strategi menghadapi godaan iblis disaat kita sedang mengalami kelemahan. Jadi Tuhan Yesus menunjukkan cara bagaimana menghadapi godaan iblis dan ini sebagai win-win solusion yang harus dihadapi manusia terhadap godaan iblis. Perhatikan Tuhan Yesus disaat lemah (puasa) iblis berusaha menggoda Tuhan dan demikian juga kepada manusia iblis datang menggoda manusia disaat manusia itu mengalami kelemahan.  Peristiwa itu tercatat dengan jelas dalam Alkitab untuk kita pelajari dan pahami. Tidak dapat dipungkiri manusia sering diperalat oleh iblis untuk merusak hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Cara iblis memperalat manusia dapat terjadi dari berbagai sudut kegiatan manusia yang diperolehnya.

Bilamana ada kejahatan yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita, apa yang harus kita lakukan ? Memang sakit saudara ku ! tetapi Tuhan katakan kita harus mengampuni. Mungkin kita akan berpikir : bila kita tetap mengampuni orang yang bersalah kepada kita, maka ada kemungkinan mereka itu tetap melakukan kejahatan berulang kepada kita. Ingatlah saudaraku, bila mereka tetap mendiskreditkan pribadi kita, yakinlah saudaraku, Tuhan Yesus tidak akan menutup mata terhadap perbuatan buruk mereka dan kita tidak perlu melakukan pembalasan, sebab itu bukan hak kita. Bagaimana kalau kejahatan itu dilakukan berulang-ulang, harus sampai berapa kali kita mengampuni, ini bukan kata saya tetapi percakapan Petrus dengan Tuhan Yesus : “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”  Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22) Marilah kita berinisiatif untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Tuhan Allah telah mengampuni kita melalui karya penyelamatan manusia di kayu salib, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain.

Memang pahit saudara ku, apabila kita disingkirkan orang lain, itu artinya bahwa anda tidak diperhitungkan dalam dunia, tetapi marilah kita mencari agar kita diperhitungkan dalam sorga. Paulus berpesan kepada jemaat di Efesus dan juga kepada kita “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,”(4:31-32). Tuhan Yesus katakan dalam pengajaran doa kepada murid-Nya : …. ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, (Matius 6:12). Orang yang mengucapkan doa ini tetapi hatinya, perilakukanya tidak seturut dengan pengajaran Tuhan Yesus, maka saudaralah yang menterjemahkan selanjutnya …….

Dalam Surat Paulus kepada jemaat di Roma (12:17-19) dituliskan : Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Dalam Injil Matius juga mengingatkan (5:39-41) Tetapi Aku berkata kepadamu : Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Pikirkanlah sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan ajarkan kepada kita. Renungkan betapa besar kasih-Nya kepada kita …….sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohannes 3:16).  Marilah kita merasakan seperti ungkapan hati Daud : “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu” (Mazmur 103:2-3).

Sebuah ilustrasi : bila sebuah gelas putih dianggap sebagai diri kita, lalu dicoret dengan spidol (coretan spidol ibarat dosa), apakah coretan spidol itu kita biarkan ? jawabannya tentu tidak, sebab coretan itu akan menimbulkan keburukan pada gelas, maka siapakah yang menghapusnya ? tentu kita sendiri. Hapuslah coretan itu sebab coretan itu menimbulkan kejelekan, itulah dosa. Hapus dan lupakan semua coretan itu, agar gelas tersebut dapat lebih bersih dan putih. Mengampuni tanpa melupakan itu seumpama, kasih yang bersyarat, kasih yang bersyarat bukanlah pengampunan namanya!


silahkan klik untuk lihat videonya

hanya untuk membandingkan saja

 
koor Sekolah Tinggi Bibelvrouw

silahkan klik untuk memberikan reaksi saudara atas tampilan ini ! Tuhan memberkati saudara !